TRIBINA


“MELALUI KEGIATAN TRIBINA KELUARGA YANG BERKETAHANAN KITA BANGUN KEDAMAIAN, MERAJUT KEBERSAMAAN, MEMPERKUAT PERSATUAN,  DAN KESATUAN DALAM MEMBANGUN KOTA BEKASI KHUSUSNYA DI RW-09 KRANJI AGAR WARGA TERUS MAJU, SEJAHTERA DAN IHSAN”


Program Tribina ini meliputi :

BKB (Bina Keluarga Balita)
BKR (Bina Keluarga Remaja)
BKL (Bina Keluarga Lansia)

Tribina dimaksud guna meningkatkan edukasi terhadap orang tua dan anggota keluarga dalam usaha membina tumbuh kembang, baik dalam hal kecerdasan emosional, fisik, motorik hingga sosial ekonomi, termasuk dalam usaha meningkatkan kesejahteraan lansia.

Untuk pembinaan Keluarga Remaja sendiri terbagi menjadi beberapa  golongan usia, salah satunya pada usia 15-20 ada program yang disebut Pendewasaan Usia Perkawinan atau PUP, dimana program tersebut untuk memberikan edukasi tentang kematangan usia perkawinan (20 tahun untuk perempuan, 21 tahun untuk pria).

Untuk lansia, difokuskan pada program membangkitkan keperdulian keluarga atas usaha mewujudkan usia lanjut yang produktif, mandiri serta manfaat untuk keluarga dan lingkungan, kami informasikan perihal TRIBINA di RW-09 Kelurahan Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi.


BINA KELUARGA BALITA


Bina keluarga balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang  pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada ditingkat RW.

Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita.

Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak batita atau anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita (Bawah UsiaTigaTahun) dan keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun), seluruh jajaran pemba-ngunan, termasuk kekuatan keluarga yang tergabung dalam POSDAYA, diarahkan agar setiap keluarga member prioritas yang tinggi terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak balitanya. 

Orang tua dalam POSDAYA dapat disiapkan untuk menyegarkan kembali Gerakan Bina Keluarga Balita (BKB), sebagai gerakan bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk memelihara kesehatan, hantaran tumbuh kembang anaknya, deteksi dini kelainan atau kecacatan dan akhirnya menyiapkan anak balitanya siap sekolah bersama anak-anak lain. Selengkapnya Klik disini



BINA KELUARGA REMAJA



Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menegaskan bahwa keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui penundaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil dan sejahtera.

Dari batasan ini mengandung 4 (empat) upaya pokok program keluarga berencana nasional, yaitu :
   1.   Pendewasaan usia perkawinan;
   2.   Pengaturan kelahiran;
   3.   Pembinaan ketahanan keluarga; dan
   4.   Peningkatan kesejahteraan keluarga.

Dengan adanya 4 (empat) upaya pokok program keluarga berencana nasional maka di bentuknya Bina Keluarga Remaja (BKR). Bina keluarga remaja (BKR) adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok keluarga/orangtua untuk meningkatkan bimbingan/pembinaan tumbuh kembang remaja secara baik dan terarah dalam rangka membangun keluarga yang berkualitas.

Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa. Kedaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Remaja disatu sisi merupakan generasi harapan bangsa, namun di sisi lain menghadapi banyak permasalahan yang bukan tidak mungkin akan mengganggu perkembangan fisik maupun psikologis mereka selanjutnya.

Sehingga dengan adanya program BKR remaja dapat mengerti atau mengetahui tentang obat-obatan yang tidak boleh di konsumsi seperti narkoba, penyakit seksual, dan kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu remaja juga perlu mengetahui tentang usia maksimal untuk menikah yaitu minimal 21 tahun umtuk perempuan dan minimal 25 tahun untuk laki-laki. Karena perencenaan menikah juga diperlukan kareana akan berpangaruh dengan ekonomi dalam keluarga. Dalam BKR pun memberitahukan bahwa dalam keluarga diharapkan dapat mempunyai anak 2 lebih baik,karena menurut data, mayoritas masyarakat yang kurang mampu mempunyai anak minimal tiga orang.

Dengan adanya uraian diatas dapat dikatakan bahwa pembentukan kader-kader BKR diharapkan mampu membantu para remaja untuk mengerti apa yang harus mereka lakukan dalam kehidupan mereka menjadi yang ledih baik. Program BKR ini juga di harapkan mampu menekan bertumbuhan penduduk di indonesia yang semakin lama semakin bertambah.



BINA KELUARGA LANSIA (Lanjut Usia)



BKL adalah kelompok kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Tujuan Bina Keluarga Lansia (BKL)
Tujuan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL), untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

Sasaran Bina Keluarga Lanjut Usia

Sasaran Langsung
Adalah setiap keluarga yang memiliki lansia dan keluarga yang seluruh anggotanya terdiri dari lanjut usia;

Sasaran Tidak Langsung
Perorangan, yaitu pendidik/guru, pemuka agama, pemuka adat, pemimpin organisasi sosial kemasyarakatan, pemuda, wanita, para ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait (dokter, bidan, perawat, psikolog);
Institusi/lembaga pemerintah dan non pemerintah, seperti organisasi wanita, sekolah, LSOM;
Pokja/Pengelola.

Manfaat bina keluarga lansia meliputi :
Bagi individu (lansia) sangat bermanfaat bagi kesehatan lansia, pemberdayaan ekonomi produktif dan masih bisa berbuat kegiatan sosial;
Bagi masyarakat, terlibat partisipasi aktif dalam kelompok lingkungannya di masyarakat, menjadi konselor/dan panutan di wilayah tempat tinggalnya.

Pembinaan Fisik bagi Lansia

Pembinaan Fisik Lansia adalah upaya pembinaan secara fisik yang ditujukan bagi para lansia dengan mempertimbangkan faktor usia dan kondisi fisik yang secara perseorangan berbeda

1. Kondisi Fisik Lansia
2. Penurunan Kondisi Tubuh Lansia

Masalah Psikis Apa Saja Yang Dialami  Lansia

1. Kecemasan dan Ketakutan

Kecemasan dan ketakutan yang muncul misalnya:
Cemas akan perubahan fisiknya dan fungsi anggota tubuh
Cemas akan kekuatan social
Cemas akan tersingkir dari kehidupan sosial
Takut penyakit
Takut mati
Takut kekurangan uang

2. Mudah tersinggung

Suasana hati lansia cenderung peka, mudah tersinggung dan cepat berubah. Perasaan penuh dengan ketegangan, gelisah dan sikap banyak menuntut. Bahkan kadang kala terjadi ledakan emosional yang penuh kecurigaan.

3. Rasa Kesepian

Bagi lansia yang sudah janda dan duda kesadaran akan kesendirian sering menjadi pengalaman yang menakutkan. Teman dekat satu persatu meninggal, selain itu anak-anak meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri. Rasa sepi ini dapat menimbulkan kesangsian akan makna/nilai dirinya dan guna bagi masyarakat.




STRUKTUR ORGANISASI TRIBINA
RW-09 KELURAHAN KRANJI, KECAMATAN BEKASI BARAT

KOTA BEKASI - JAWA BARAT