Persatuan,
Kerukunan dan Persaudaraan
Aset
Terbesar Bangsa
7 September 2018
Presiden Joko Widodo mengingatkan
kembali agar semua pihak bisa menjaga aset terbesar bangsa Indonesia, yaitu
persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. Karena tiga hal itulah bangsa Indonesia
yang sangat beragam ini bisa terus bersatu.
“Kalau kita enggak rukun, enggak
bersatu, bayangkan di Afghanistan itu 7 suku, 2 suku berantem enggak
rampung-rampung 40 tahun sampai sekarang. Itu hanya 7 suku, bayangkan kita 714
suku,” kata Presiden di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Kabupaten Sidoarjo,
Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, 6 September 2018.
Oleh sebab itu, Presiden mengajak
seluruh masyarakat untuk terus merawat dan menjaga negara ini dengan segala
keragamannya. Kepala Negara pun mengingatkan agar masyarakat bisa terus rukun
meskipun berbeda pilihan politik.
“Jangan
sampai karena pilihan bupati, gubernur, presiden, kita jadi pecah gara-gara
pesta demokrasi seperti ini. Pilihan berbeda enggak apa-apa, setelah itu rukun
kembali,” ujarnya.
Kepala Negara juga mengajak agar semua
pihak bisa menerapkan sikap berprasangka baik dan berpikiran positif. “Kalau kita melihat di media sosial, jangan
sampai kita ini berprasangka tidak baik, gampang curiga, selalu berpikiran
negatif ke orang. Kalau kita seperti itu akan jadi apa negara kita ?” lanjutnya.
Selain itu, Presiden menuturkan bahwa
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Kepala Negara memberi contoh
pencapaian di Asian Games 2018 di mana Indonesia bisa bersaing dengan negara
lain dan menempati peringkat keempat klasemen perolehan medali.
“Nyatanya kemarin Asian Games dapat
posisi keempat. Emasnya dapat 31, dulunya 4. Dulunya ranking 17 sekarang kan 4.
Karena apa? Karena kerja keras. Kalau ingin maju ya jangan malas-malasan,”.
Sumber : http://presidenri.go.id